SEMARANG, suaramerdeka.com – Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri mengkritisi sistem pertanian yang ada di Jateng dan Indonesia.
Menilik sejumlah persoalan di Jateng, ia juga menyebut kriteria ideal Gubernur Jateng kedepannya. Sistem pertanian yang menjadi salah satu tumpuan perekonomian masyarakat saat ini disebutnya tak menguntungkan petani.
Persoalan pupuk, bibit, mahalnya operasional hingga ketidakjelasan penjualan produk pertanian menyebabkan petani tetap saja memiliki pendapatan pas-pasan.
Padahal, produk pertanian seperti beras, kedelai hingga sayuran menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Bahkan Jateng dikenal sebagai salah satu lumbung beras yang menyuplai ke wilayah lain. Maka wajar jika banyak milenial yang meninggalkan dan emoh menjadi petani karena dinilai akan rekoso.
“Pemerintah harus hadir menyelesaikan. Pupuk harus tercukupi. Saat panen, ada kepastian hasil pertanian dibeli oleh pemerintah.”
”Pemerintah memiliki kemampuan untuk mendistribusikan. Kalau seperti itu maka regenerasi petani akan berjalan,” ujar Quatly.
Quatly tak mempermasalahkan saat ditanya perihal salah satu kandidat calon Presiden ingin menghapus Kartu Tani.
Menurutnya, tanpa “kartu ini itu” pun sudah semestinya hak-hak warga negara dipenuhi.
Menggunakan kartu tersebut juga justru dinilai akan menambah beban APBD atau APBN, padahal bisa dialokasikan untuk anggaran lainnya.
“Kartu tani saya dengar sebagian ga berfungsi. Entah tidak bisa digunakan, sarananya ndak ada, entah barang ndak ada.”
”Intinya bukan kartunya, simbol-simbol kampanye, tapi merujuk pada konstitusi bangsa untuk menyejahterakan kehidupan bangsa,” katanya.
Ia juga menyinggung soal kartu BPJS yang justru bisa menyulitkan warga negara saat akan berobat.
Menurutnya, cukup dengan KTP saja yang membuktikan seseorang warga negara Indonesia atau warga provinsi mana atau kabupaten mana maka sudah cukup sebagai syarat mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Punya BPJS tapi menunggak (premi). Saat mau digunakan, harus melunasi premi dulu.”
”Harusnya KTP saja sudah cukup,” lanjut politikus Partai keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Saat ditanya perihal kriteria calon Gubernur Jateng kedepannya, Quatly mengatakan harus memahami problem Jateng dan mampu membuat program sebagai jalan keluarnya.
Jangan sampai program yang dibuat hanya berdasarkan keinginan dan bukan kebutuhan masyarakat Jateng.
Gubernur kedepannya harus membuat program yang realistis terhadap kemampuan APBD dan birokrasi.
“Tidak usah muluk-muluk, janji sana janji sini malah tidak terpenuhi.”
”Buat program kerja, misal ia punya 15 program kerja, nah itu bisa dipegang.”
”Dalam jangka 100 hari apa dulu yang mesti diselesaikan, selanjutnya apa,” tandasnya.
Dirinya juga menyinggung sebagai pemimpin, Gubernur Jateng kedepannya harus bisa mengayomi semua pihak
Termasuk urusan ibadah semua agama yang sah menurut negara.
Mempermudah perizinan rumah ibadah, umat beragama bisa menjalankan ibadah dengan nyaman juga menjadi kewajiban yang harus ditunaikan seorang gubernur. ***
Sumber:
https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/0410781546/quatly-kritisi-sistem-pertanian-sebut-kriteria-ideal-gubernur-jateng-kedepannya?page=3
Comments